Sunday, November 17, 2013

Alinea

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.Ada berbagai macam paragraf diantaranya :
  • Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
  • Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.


Jenis Alinea berdasarkan letak ide pokoknya
  • Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
  • Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:
  1. Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
  2. Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
  3. Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
  4. Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga pandai mengarang.
Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.

Jenis alinea berdasarkan bentuk dan sifatnya
 
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.

Berdasarkan bentuk dan sifatnya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:

- Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.

- Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.

- Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.

- Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.

- Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu. 

Pengembangan Alinea
     Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.

     Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda .

Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.

     Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.

     Didalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan penulis.

1) Metode Definisi
     Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu

2) Metode Proses
     Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan proses peristiwa sejarah.

3) Metode Contoh
     Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.

4) Metode Sebab-Akibat
     Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.

5) Metode Umum-Khusus
     Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel dalam media massa.

6) Metode Klasifikasi
     Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
 
Sebab - Akibat
 
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:

Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.

Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
 
 Akibat - Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya. Contoh:

Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.

Sumber : http://pamungkazdcrazy.blogspot.com/2012/01/pengertian-alinea-paragraf.html

Kalimat Efektif Turunan

I.  Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar. Kalimat efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas dan jitu sehingga pendengar/ pembaca akan memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicaranya.
II.  Ciri-ciri Kalimat Efektif
  1. Kesatuan Gagasan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Sebuah kalimat harus memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain (Objek/Keterangan) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Dalam setiap kalimat hanya ada satu maksud penulis/pembicara, dan maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh pembicara/pendengar.
Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:
  • Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam satu kalimat)
Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya:
  • Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun gedung sekolah baru.
  1. Kesejajaran/Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama jenis katanya, pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur pertama berbentuk verba, unsur kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika unsur pertama nomina, unsur berikutnya juga harus nomina. Dengan kata lain, sebuah kalimat harus memiliki kesamaan bentukan/ imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di–, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di– pula.
Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah:
  1. Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha?
  2. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar:
  1. Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha?
  2. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.
  3. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini, tidak  berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak. Dengan hemat kata, kalimat akan menjadi padat berisi dan tidak akan merubah maksud kalimat.
Contoh kalimat yang tidak hemat kata:
  • Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar sepanjang hari dari pagi sampai sore.
Contoh kalimat yang hemat kata:
  • Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.
a. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sama sistematis (teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa. Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini.
  • Kepada Bapak Subhan, waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan) –salah
  • Kepada Bapak Subhan, kami persilakan. –benar
b. Kepaduan (Koherensi)
Yang dimaksud dengan koerensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-Ket).
Contoh kalimat yang tidak koheren:
  • Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas)
Contoh kalimat yang unsurnya koheren:
  • Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
c. Ketepatan
Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Akan tetapi, adakalanya kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu idiom, satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang paling tepat. Perhatikan contoh di berikut ini.
Contoh kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan:
  • Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi hingga petang. (salah dalam pemakaian kata hingga)
Contoh kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan:
  • Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
III. Kesalahan Kalimat
Karangan ilmiah, laporan kerja, surat  lamaran atau jenis komunikasi lain, seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan karangan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah pengertian, salah tindakan, dan sebagainya.
Kesalahan Stuktur
a. Kalimat aktif tanpa subjek
Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (salah)
Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan. (benar)
  • Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan
  • Di Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (salah)
  • Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar)
  • Di Jakarta tedapat pusat perdangangan terbesar di Asean. (benar)
b. Menempatkan kata yang di depan predikat, sehingga berubah fungsi menjadi perluasan objek
  • Petani yang bekerja di sawah. (salah)
  • Petani bekerja di sawah. (benar)
c. Menempatkan kata depan di depan objek. Dalam kata kerja transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan
  • Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja. (Salah)
  • Mereka mendiskusikan keselamatan kerja. (benar)
d. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat
  • Ia pandai. Sehingga selalu mendapt beasiswa. (salah)
  • Ia pandai sehingga selalu mendapat beasiswa. (benar)
e. Penggabungan anak kalimat
  • Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras. (salah)
  • Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras. (benar)
  • Tidak…tetapi, tidak hanya…tetapi juga, bukan hanya…melainkan juga.
f. Salah urutan
  • Ia menulis laporan, mengamati data, dan menyerahkan laporan itu. (salah)
  • Ia mengamati data, menulis laporan, dan menyerahkan laporan itu. (benar)
IV. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.
  1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.
Contoh :
  1. Kami mahasiswa Indonesia.
  2. Jawaban anak pintar itu sangat tepat.
  3. Mobil orang kaya itu ada delapan.
Kalimat tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.
  1. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.
Perhatikan contoh diberikut ini.
v  Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
S                        P1                           O1
harus menjunjung tinggi etika profesi .
            P2                               O2
v  Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika
S1               P1               O1                     Ket
para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .
S2                                    P2            O2
Contoh yang pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain konjungsi dan. Contoh yang kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri :
  • Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
  • Kedudukan tiap kalimat sederajat
Penghubung  Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
penjumlahan menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses dan, serta, baik, maupun
pertentangan menyatakan bahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua tetapi, sedangkan, bukannya, melainkan
Pemilihan menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan Atau
Perurutan menyatakan kejadian yang berurutan lalu, kemudian
Contoh kalimat majemuk setara :
  1. Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
  2. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
  3. Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
  4. Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Konstruksi kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.
Penghubung Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis
Hubungan
Kata Penghubung
a. waktu sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
b. syarat jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan, asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala
c. tujuan agar, supaya, untuk, biar
d. konsesif walau(pun), meski(pun), sekali(pun), biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)
e. pembandingan seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, daripada, alih-alih, ibarat
f. sebab/alasan sebab, karena
g. akibat/hasil sehingga, sampai-sampai, maka
h. cara/alat dengan, tanpa
i. kemiripan seolah-olah, seakan-akan
j. kenyataan Padahal, nyatanya
k. penjelasan/ kelengkapan bahwa
Contoh kalimat majemuk bertingkat:
  1. Dia datang ketika kami sedang rapat.
  2. Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
  3. Anda harus bekerja keras agar berhasil.
  4. Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
  5. Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.
Sumber : http://meirianie.wordpress.com/2011/05/11/kalimat-efektif-dan-kalimat-turunan/

Sunday, October 27, 2013

Definisi Kalimat Efektif, Ciri, & Contoh Kalimat Efektif

DEFINISI KALIMAT EFEKTIF

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:
1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)

2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3.Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

CIRI & CONTOH KALIMAT EFEKTIF

1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA

· Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
· Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. · Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu
ide pokok.
· Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam
beberapa ide penjelas.

BEBERAPA CIRI KESEPADANAN · Mempunyai struktur jelas.
· Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
· Tidak terdapat subjek ganda.
· Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan
· Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya
tidak jelas.
· Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat Mestinya
· Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
· Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.

2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
· Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur
yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat.
· Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
· Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.
2. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara wajar

3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
· Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
· Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan
di awal kalimat.
· Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas
· Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
Ø Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
Ø Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
Ø Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
Ø Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
Ø Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
Ø Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah

4. KEHEMATAN KATA
o Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
o Menghilangkan pengulangan subyek o Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
o Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak

1. Contoh Menghilangkan pengulangan subyek
o Karena ia tak diundang, dia tidak dating ke tempat itu. Mestinya menggilangkan kata ia
1. Contoh Menghindarkan pemakaian superordinate pada hiponimi kata
o Mira adalah gadis yang memakai bajuwarna merah Mestinya menggilangkan kata warna
1. Contoh Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Jangan naik ke atas karena licin. Mestinya menggilangkan kata ke atas Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
o Ia mengambil semua jeruk- jeruk yang masih ada dimeja.

5.KESATUAN GAGASAN o Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
o Contoh:
o Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru.

6.KELOGISAN
o Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
o Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
o Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
o Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.
 
Sumber : http://boltx.heck.in/pengertian-ciri-ciri-kalimat-efektif-ser.xhtml

Monday, October 21, 2013

Kata-Kata dari Wawancara Vicky Prasetyo dan Zaskia

Kapanlagi.com - Mantan tunangan Zaskia Shinta, Hendriyanto alias Vicky Prasetyo memiliki gaya bahasa yang ngawur dengan tata bahasa yang acak-acakan. Hal itu terekam kamera dalam wawancara di Hotel Kempinski Jakarta Pusat, Minggu (1/9) malam, di acara pertunangan Zaskia Shinta.
Setelah kedok Vicky yang kerap merayu penyanyi dangdut terungkap, dan kini pria itu harus mendekam di penjara karena diciduk kejaksaan, nama Vicky kembali mencuat karena gaya bicaranya.
Vicky yang kerap menggunakan kata-kata sok 'intelek', malah menciptakan kata-kata yang terdengar lucu. Yuk intip sebagian kata-kata aneh yang diciptakannya:
1. Twenty Nine My Age
KapanLagi.com - Vicky cenderung menyisipkan kata dalam bahasa Inggris dan mengucapkannya dengan penuh percaya diri. Mungkin karena hal itu, salah satunya Zaskia Shinta sempat terpesona. Namun jika ditilik, baik pengucapan maupun grammar yang digunakannya salah kaprah.
Berikut transkrip percakapan Vicky dalam wawancara tersebut:
Di usiaku saat ini, ya twenty nine my age, tapi aku masih merindukan apresiasi, karena basically aku seneng music walau kontroversi hatiku lebih menunjukkan konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya.
Ya kita belajar pada harmonisisasi pada hal yang terkecil sampai yang terbesar. Aku pikir kita nggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan mengkudeta apa yang menjadi keinginan.
Dengan hubungan ini bukanna untuk mempertakut bukan mempersuram statutisasi kemakmuran keluarga dia tapi menjadi confident. Kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita lebih baik dan aku sangat bangga.
2. Merindukan Apresiasi
KapanLagi.com - Vicky kerap menggandeng dua kata yang tidak ada hubungannya sama sekali. Merindukan apresiasi merupakan dua kata yang sangat jarang digabung. Tampaknya pria ini memang sedikit "gila"apresiasi.
3. Kontroversi Hati
KapanLagi.com - Kata unik lain yang diciptakan Vicky, kontroversi hati. Sosok Vicky yang kontroversial tampaknya kerap menggunakan kata-kata hati untuk menjerat wanita yang diinginkannya. Dengan bersikap seolah yang dilakukannya dari hati, Vicky tentu mudah mendekati para penyanyi dangdut yang menjadi korbannya.
4. Konspirasi Kemakmuran
KapanLagi.com - Konspirasi adalah hal rumit yang memerlukan persekongkolan banyak pihak. Dengan menggunakan kata ini, Vicky seolah merupakan orang yang cerdas dan berada dalam lingkaran konspirasi. Namun kata kemakmuran yang mencuat setelahnya sungguh tidak terduga. Apakah pria tersebut memang kerap memberikan janji palsu berupa kemakmuran?
5. Harmonisisasi
KapanLagi.com - Fakta unik tentang kata-kata Vicky lainnya adalah, ia seolah tidak peduli jika yang dikatakannya salah. Kata Harmonisasi yang berasal dari suku kata harmonis mendapat sisipan 'is' dalam ucapan Vicky. Entah bagaimana pria ini kerap berkomunikasi dengan kata-kata yang salah namun tetap dipercaya. Yang menjadi pertanyaan, apakah lawan bicaranya tidak menyadari semua kesalahan yang ia buat?
6. Mengkudeta Keinginan
KapanLagi.com - Karakter seseorang bisa dikenali dari gaya bahasa yang digunakannya. Vicky yang kerap menggunakan kata-kata muluk dan terlalu meninggikan diri, seharusnya bisa dengan mudah dikenali kesalahan yang ia lakukan.
KapanLagi.com - Vicky menggunakan kata-kata ini seolah tidak ingin mempersuram masa depan Zaskia Shinta. Namun apa jadinya jika kata-kata seperti ini hanya sekedar janji palsu?
7. Mempersuram Statutisasi
KapanLagi.com - Vicky menggunakan kata-kata ini seolah tidak ingin mempersuram masa depan Zaskia Shinta. Namun apa jadinya jika kata-kata seperti ini hanya sekedar janji palsu?
8. Mensiasati Kecerdasan
KapanLagi.com - Dengan kemampuan bahasa yang terbatas, harus diakui Vicky memiliki kecerdasan tersendiri untuk menipu korbannya. Tampaknya ini karena kemampuannya bersiasat dan mempengaruhi korban yang mudah untuknya. Namun ada pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga.
9. Labil Ekonomi
KapanLagi.com - Dengan segala sepak terjang yang ia lakukan, Vicky seharusnya sadar ia merupakan orang yang tidak stabil dalam hal ekonomi. Karena itu ia memilih merayu wanita dan menjanjikan kemewahan, padahal yang terjadi bisa saja sebaliknya.
10. Inpest
KapanLagi.com - Selain video wawancara saat lamaran dengan Zaskia Shinta. Vicky pernah mencalonkan diri menjadi kepala desa meski juga berakhir dengan kegagalan karena janji palsu. Dalam video kampanye yang dilakukannya, terlihat bagaimana Vicky memaksakan susunan tata bahasa Indonesia, dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris.
Kontroversi hati
Arti kata "kontroversi" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah "perdebatan" atau "persengketaan" atau "pertentangan". Namun, kata ini biasanya muncul pada sebuah kejadian yang memang besar, misalnya hal-hal sensitif terkait suku, ras, dan agama; atau hukum yang memang menimbulkan perdebatan antara satu pihak dengan pihak lain.
Oleh karena itu, penggunaannya jadi berlebihan jika "hanya" dikaitkan pada persoalan isi hati, walaupun dunia sastra tidak asing dengan kata-kata "pertentangan batin". Namun, tidak menggunakan kata "kontroversi".
"Kontroversi" pun punya sifat khusus. Yang namanya perdebatan biasanya melibatkan dua hal, walaupun itu seseorang dengan dirinya sendiri. Oleh karenanya, kata itu biasanya hadir tanpa diikuti dengan kata lain. Misalnya, "Keputusan itu pun akhirnya menimbulkan kontroversi", atau "Kontroversi mengenai peraturan itu ternyata belum tuntas", atau "Aborsi masih menimbulkan kontroversi, antara yang setuju dan yang tidak".
Tidak ada kata benda atau nomina yang langsung menempel di belakangnya kan, seperti halnya "kontroversi hati"?
Jadi, setidaknya ada dua alasan mengapa ada rasa yang janggal dengan kata-kata itu. Pertama, kata itu digunakan untuk membicarakan hal apa, dan apakah jadinya berlebihan? Kedua, adanya kebiasaan bahwa kata "kontroversi" tidak langsung diikuti kata lain, kata benda atau nomina.
Konspirasi kemakmuran
Lagi-lagi kata yang digunakan tidak sesuai dengan pokok persoalannya. Jika kita kembali ke KBBI, "konspirasi" berarti "persekongkolan". Kata dasar "sekongkol" berarti "orang yang turut serta berkomplot melakukan kejahatan".
Makanya, jangan heran kalau di sinetron ada potongan dialog yang misalnya berbunyi, "Jangan-jangan kamu bersekongkol dengan laki-laki itu". Ini karena kemungkinan memang ada kejahatan di sana.
Lalu, apakah konspirasi kemakmuran (yang berarti keadaan makmur) dalam ucapan Vicky lantas berarti ada persekongkolan dalam meraih kemakmuran?
Harmonisisasi
Kata ini muncul pada kalimat "Kita belajar harmonisisasi dari hal terkecil sampai hal terbesar..." "Harmonisisasi" tentu tidak ada. Yang ada adalah "harmonisasi" dari kata harmoni (keselarasan) yang mendapat sufiks -isasi (ada juga -asi) yang berarti proses. Jadi, untuk yang satu ini, Vicky kelebihan "-isasi".
Kita tidak boleh ego
Ego artinya aku, diri pribadi, atau rasa sadar akan diri sendiri. Yang tepat adalah "Kita tidak boleh egois", atau berarti kita tidak boleh (menjadi) orang yang selalu mementingkan diri sendiri.
Mengkudeta 
Mengkudeta (mengudeta) yang menjadi keinginan
Ini kembali lagi bicara soal di mana kata itu sepatutnya digunakan. Soalnya, "kudeta" berarti "perebutan kekuasaan (pemerintahan) dengan paksa" seperti ketika sebuah negara meminta presidennya mundur dari kekuasaan. Artinya tidak bisa diganti karena meminjam dari kata bahasa Perancis (coup d'État) yang bermakna sama.
"Twenty nine my age ya"
Hal ini rupanya juga kerap muncul di sejumlah forum guru bahasa Inggris. Pengguna forum merasa ada yang aneh ketika anak didiknya menggunakan kata "age" pada pertanyaan "Berapa umurmu". Misalnya, "My age is 29".
Kenapa janggal? Ini tak lain karena keberadaan "age" dan angka usia dalam kalimat bahasa Inggris akan menjadikannya berlebihan. Penyebutan "twenty nine my age ya" memang berbahasa Inggris, tetapi menggunakan struktur bahasa Indonesia (dua puluh sembilan, umur saya). Sementara itu, dalam bahasa Inggris, penyebutannya hanya "I'm 29", tidak pakai "age".


Mempertakut

Nah kali ini ternyata Vicky tidak salah, walau kata tersebut terdengar tidak enak dan kemungkinan besar tidak lazim. Kok bisa? KBBI memasukkan kata "mempertakut" dalam pengimbuhan yang berarti "menimbulkan rasa takut pada..." atau "menakuti", atau "menjadikan lebih takut".
Statusisasi
Kalau yang ini lagi-lagi urusan -isasi (proses). Kata "status" berarti "keadaan atau kedudukan (orang, badan, dan sebagainya) dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya". Oleh karena itu, jika Vicky mengatakan "mempertakut statusisasi keluarga dia," maka itu tidak perlu pakai -isasi segala karena statusnya tidak butuh proses.
Labil ekonomi
Dengan sekian usaha menyematkan logika dalam penyusunan kata-kata yang walau akhirnya amburadul ini, sepertinya pada "frasa" terakhir tersebut, Vicky salah ucap. Mungkin maksudnya "stabil".
Yang jelas, "labil" berarti "goyah" dan dengan demikian akan sulit dimaknai jika disandingkan dengan kata "ekonomi" menjadi "goyah ekonomi".
Sutan Takdir Alisjahbana, salah satu ahli bahasa Indonesia, menyebutkan bahwa kata-kata dalam bahasa Indonesia lazimnya menggunakan hukum diterangkan-menerangkan (DM). Misalnya, "status ekonomi", yang dalam hal ini kata "status" sebagai yang diterangkan (D), dan kata "ekonomi" adalah yang menerangkan (M).
Contoh lainnya adalah "rumah baru", "muka bulat", dan sebagainya yang tidak mungkin menjadi MD sehingga berbunyi "baru rumah" atau "bulat muka". Oleh karenanya, "labil ekonomi" tidak menggunakan hukum kata-kata DM dalam bahasa Indonesia, kecuali jika dibalik menjadi "ekonomi labil" (ekonomi goyah).
Sumber : - http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/10-kosataka-ajaib-vicky-mantan-tunangan-                   zaskia-shinta-4c125c.html
              - TRIBUNJOGJA.COM

Monday, October 14, 2013

EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan Tanda Baca

Lari, dari Hukuman Menjadi Gaya Hidup

PERNAH suatu masa, guru sekolah menjadikan lari keliling lapangan sebagai bentuk hukuman untuk murid yang tidak disiplin. Kini, lari cenderung menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.

Lihat saja di lingkungan Senayan, kawasan car free day dan taman terbuka di Jakarta, atau lokasi rekreasi seperti Ancol. Bahkan di permukiman penduduk, masyarakat terlihat memilih olahraga lari setiap Sabtu dan Minggu pagi. Pada beberapa tempat, lari di malam hari juga kerap terlihat. 

Di tempat-tempat kebugaran, masyarakat melakukan aktivitas fisik berlari menggunakan alat olahraga treadmill.
Mengapa lari cenderung berkembang menjadi gaya hidup masyarakat?

Psikolog Retno Prasetyo Ningrum, M.Psi,Psi mengatakan, perubahan pandangan di masyarakat tentu saja mengikuti perubahan zaman. Menurut dia, di antara penyebabnya, saat ini banyak berkembang penyakit degeneratif yang dipengaruhi gaya hidup kurang sehat, seperti kebiasaan makan junk food, kurang aktivitas, dan stres tinggi.

"Lari dianggap sebagai olahraga murah meriah yang dpromosikan untuk perubahan gaya hidup sehat," jelas Retno.
Sementara dulu, pernah pada suatu masa guru sekolah menjadikan lari sebagai bentuk hukuman pada siswa. Harapannya agar siswa menjadi jera dan tidak mengulang perilakunya.

Sebenarnya, lanjut alumnus Magister Profesi Psikologi bidang Psikologi Klinis Universitas Gadjah Mada ini, kalau dilihat lebih jauh pola hukuman lari itu menyehatkan. Bahkan sekarang lari sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
Hanya saja, lari keliling lapangan bisa menyebabkan kelelahan, sehingga mengurangi konsentrasi belajar siswa. Penerapan hukuman lari di sekolah bisa ditanggapi murid secara beragam.

"Apabila lari digunakan sebagai hukuman, maka lari bisa menjadi sebuah momen tidak menyenangkan. Akibatnya, kelak ia tidak akan menjadikan lari sebagai bagian dari gaya hidup," kata wanita yang berpengalaman sebagai asisten peneliti dosen di Fakultas Psikologi UGM.

Sebaliknya, bila lari sudah menjadi kebiasaan bagi orang tersebut, maka lari menjadi tidak efektif digunakan sebagai hukuman.
Menurut Retno, jika memang siswa melakukan kesalahan, hukuman masih bisa diterapkan untuk perubahan perilaku. Hanya saja, bentuk hukuman harus disesuaikan dengan kesalahan siswa.

Tapi seiring perjalanan waktu, lari sudah menjadi gaya hidup, karena para eksekutif maupun profesional muda punya kegiatan rutin bagi aktivitas olahraga satu itu. Bahkan komunitasnya pun berhamburan. Mulai dari Indo Runner, Berlari Untuk Berbagi, hingga Garuda Finisher yang diinisiasi oleh Mayor Inf. Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kalau begitu, lari itu hukuman atau gaya hidup?

Perbaikkan kata yang menurut saya benar:
"masa" menjadi saat.
"lingkungan senayan" menjadi lingkungan di sekitar senayan.
"kerap" menjadi sering.
"kebiasaan makan" menjadi kebiasaan memakan.
"dpromosikan" menjadi dipromosikan.
"bisa" menjadi dapat.
"olahraga satu ini" menjadi olahraga yang satu ini.

http://id.olahraga.yahoo.com/news/lari-dari-hukuman-menjadi-gaya-hidup-233521859.html

Monday, October 7, 2013

Pentingnya Berbahasa Yang Baik dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi

Pentingnya Menggunakan Bahasa Yang Baik dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi.
Bahasa sebagai Alat Komunikasi. Komunikasi adalah tahapan lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi pun tidak akan sempurna jika orang yang menangkap komunikasi kita tidak mengerti apa yang kita sampaikan. Maka dari itu Menggunakan bahasa yang baik sangat penting Karena dari tata cara bahasa seseorang kita dapat menilai kecerdasan orang tersebut.

 Apabila bahasa yang digunakan baik dan benar maka bagi pendengar  tentunya lebih mudah dipahami. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita.

 Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Karena fungsi bahasa adalah untuk menyampaikan informasi ke pada orang lain agar orang yang kita beri informasi tersebut mengerti dan paham.

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan

Kemudian  dalam era tahun ini yang semakin lama teknologi semakin canggih sangat di butuhkan untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam dunia sistem infromasi agar tidak  terjadi kesalahan dalam menerima sebuah informasi.

KESALAHAN-KESALAHAN BAHASA
Kerancuan (Kontaminasi)
Kontaminasi ialah pencampuran dengan tidak sengaja. Pencampuran ini sudah tentu tidak dapat dibenarkan karena membuat kalimat menjadi kacau (rancu). Contoh:
1. “untuk sementara waktu” mestinya “untuk sementara” atau “untuk beberapa waktu” .
2. “sementara orang” mestinya “beberapa orang”
3. “selain daripada itu” mestinya “selain itu” atau “lain daripada itu”;
4. “dan lain sebagainya” mestinya “dan lain-lain” atau “dan sebagainya”;
5. “berhubung karena” mestinya “berhubung dengan” atau “karena”;
6. “demi untuk” mestinya “demi” saja atau “untuk” saja;

SUMBER : 
http://fendipandu.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-dan-pentingnya-berbahasa_3.html

Sunday, September 29, 2013

PENGERTIAN ESSAI DAN COTOH ESSAI



Apakah pengertian dari essai?

 ESSAI adalah Sebuah karangan prosa yang bersifat informal dan formal yang membahas suatu masalah. Bisa berupa masalah pribadi, ataupun masalah-masalah lainnya dan bisa juga merupakan komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. Essai memiliki 6 tipe yaitu :
  • Essai Deskriptif: essai yang dapat melukiskan subjek atau objek
  • Essai Tajuk: essai yang berada dalam majalah atau surat kabar
  • Essai Cukilan Watak: essai yang menjabarkan sisi kehidupan sesorang kepada pembaca
  • Essai Pribadi: essai yang ditulis secara pribadi oleh dirinya sendiri
  • Essai Reflektif: essai yang ditulis secara formal dengan sungguh-sungguh dan dengan tegas
  • Essai Kritik: sejenis essai kritik atau saran untuk memusatkan pada karya seni, contohnya lukisan, patung dll
Contoh Essai tentang Pengalaman Pribadi.

                                                             PENGALAMAN PRIBADI

    Cerita ini terjadi saat saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada hari Minggu saya berada di rumah karena waktunya libur. Pagi hari nya semua indah-indah saja. Seperti biasanya setiap pagi di Hari Minggu saya selalu Jogging selama 1 jam. Kemudian sepulang nya dari Jogging saya langsung mandi setelah itu saya sarapan. 
    Selama di rumah saya hanya menonton, bermain game, dan pada sore hari, saya selalu bermain futsal dengan teman-teman sekolah saya. Saat bermain futsal, saya cukup tangguh untuk menjadi seorang penjaga gawang atau kiper. Oleh karena itu, saya selalu menjadi kiper jika bermain futsal.
    Sepulang dari futsal, saya bergegas mandi dan ambil air wudhu untuk melaksanakan sholat maghrib. Setelah itu saya makan malam. Malam itu saya segera bergegas ke kamar tidur, sebab esok hari nya saya harus masuk sekolah pagi. Tetapi kejadian yang tidak menyenangkan terjadi, saat tiba-tiba lampu dirumah saya padam. Saya ingin memastikan apakah hanya rumah saya saja yang padam atau seluruh rumah di perumahan ini. Ternyata seluruh rumah di perumahan saya padam semua. Akibatnya saya tidak bisa tidur dan tubuh saya digigiti oleh nyamuk-nyamuk.
    Pada saat itu saya tidak merasakan apapun, karena yang ada di pikiran saya hanya bagaimana cara supaya saya bisa tidur dengan nyenyak. Dengan di temani alunan lagu dari handphone, tiba-tiba saya melihat ada sesosok wanita, berambut panjang, dan mengenakan baju berwarna putih, tetapi dengan cepatnya sesosok wanita itu menghilang. Saya menjadi bingung, siapa sosok wanita itu. Lalu saya berpikir, jika itu adalah adik perempuan saya, tapi tidak mungkin sebab rambut adik saya saat itu sudah dipotong pendek, dan saya berpikir lagi jika itu adalah bunda saya, tapi jika bunda saya ke kamar saya pasti terdengar bunyi pintu terbuka. tanpa pikir panjang, saya langsung lari keluar kamar dan teriak sehingga semua orang yang di dalam rumah dengar semua. Sejak saat itulah sampai sekarang saya menjadi takut atau phobia dengan yang namanya gelap. 
    Itulah pengalaman menyeramkan saya saat masih SMP, bisa dibayangkan masih seusia saya sudah mempunyai phobia. Semoga apapun yang terjadi dalam hidup kita, kita selalu berada dalam Lindungan ALLAH SWT. sekian

Tuesday, June 18, 2013

rangkuman konsep pendapatan nasional hal 4

    * Produk Nasional Neto (NNP)
          Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
            * Pendapatan Nasional Neto (NNI)
          Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
           * Pendapatan Perseorangan (PI)


          Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).

Monday, April 1, 2013

SOAL + JAWABAN KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

SOAL ESSAY!

    1. Jelaskan apa yang dimaksud PRODUK NASIONAL BRUTO!
Jawaban :   Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut. 

    2.      Sebutkan konsep-konsep pendapatan nasional !
Jawaban:
  • Produk Domestik Bruto (GDP),
  • Produk Nasional Bruto (GNP),
  • Produk Nasional Neto (NNP),
  • Pendapatan Nasional Neto (NNI), dan
  • Pendapatan Perseorangan (PI) 




SOAL PG !

    1. Kepanjangan GDP adalah.....
        A. GROSS DOMESTIC PRODUCT
        B. GRILL DECISION PRODUCT
        C. GROSS DECISION PRODUCT
        D. GROSS DOMESTIC PRICE
        E. GROSS DECISION PRODUCT
Jawabannya adalah A 


    2. Jumlah produksi yang didapatkan GDP bersifat....
        A. NETTO
        B. BRUTO
        C. NETTO dan BRUTO
        D. HARGA
        E. NILAI
Jawabannya adalah B