Friday, March 21, 2014

Teori Yang Berhubungan Dengan Metode Ilmiah & Sikap Ilmiah

Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Sejarah Metode Ilmiah

Kaum Rasionalis

Kaum Rasionalis dalam mencari suatu kebenaran menggunakan daya nalar / rasio, dan kaum ini lebih berkonsentrasi kepada disiplin pemikiran dalam menentukan suatu kebenaran, bahkan sebagian yang beregang teguh pada cara berpikir apriori tidak terlalu percaya dengan panca indera karena baginya panca indera dapat menipu dalam menelaah suatu kebenaran sebuah objek yang sedang diidentifikasinya. Maka kaum ini cara berpikirnya menggunakan metode deduksi (menelaah dari umum ke khusus),

Contoh :          P1 : Semua makhluk hidup pasti akan meninggal

                        P2 : Udin adalah manusia

                        P3 : Maka Udin akan meninggal

Inilah yang disebut cara berpikir dalam sebuah pernyataan yang umum menjadi pernyataan yang lebih spesifik lagi atau khusus. Dan kaum ini sering sekali disebut kaum yang mempunyai faham Apriori.

Kaum Empirik

Kaum Empirik dalam mencari suatu kebenaran sangat berbeda dengan kaum Rasionalis, kaum ini tidak begitu percaya dengan daya nalar dalam mengidentifikasi suatu kebenaran, karena jika menggunakan daya nalar tanpa melakukan penelitian atau pengalaman bagi mereka akan menjadi asumsi saja, dan cara kaum Empirik dalam mengidentifikasi suatu kebenaran yaitu dengan menggunakan pancainderanya , atau bisa dibilang kaum yang cara berpikirnya menggunakan metode induksi (menelaah dari khusus ke umum),

Contoh  :        

                          Jika selama bulan Oktober dalam beberapa tahun yang lalu hujan selalu

                          turun

Kesimpulan:    maka setiap bulan Oktober akan selalu turun hujan

Inilah yang disebut cara berpikir dalam sebuah pernyataan yang khusus ditarik kesimpulannya menjadi pernyataan yang general atau umum, dan kaum ini sering sekali disebut kaum yang mempunyai faham Aposteriori.

Kaum Rasionalis dan Empirik mempunyai logikanya masing-masing, dan dua kaum ini-pun mempunyai kelebihan dan kekurangannya dalam mengidentifikasi suatu objek, maka dari itu beberapa para filsuf/ilmuwan mencoba menggabungkan cara berpikir dua kaum ini, yang sekarang kita kenal dengan nama metode ilmiah, jadi berpikir ilmiah itu ada dasarnya penggabungan antara cara berpikir kaum Rasionalis dan kaum Empirik, maka dari itu metode ilmiah harus mempunyai pemikiran yang konsisten dan kebenarannya teruji secara empirik. 
 
Unsur - Unsur
 
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  1. Karakterisasi
  2. Hipotesis
  3. Prediksi
  4. Eksperimen

Jenis - Jenis

Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteriakriteria tertentu, antara lain berdasarkan: (1) Tujuan; (2) Pendekatan; (3) Tempat; (4) Pemakaian atau hasil / alasan yang diperoleh; (5) Bidang ilmu yang diteliti; (6) Taraf Penelitian; (7) Teknik yang digunakan; (8) Keilmiahan; (9) Spesialisasi bidang (ilmu) garapan. Berikut ini masing-masing pembagiannya.

Berdasarkan hasil/alasan yang diperoleh:
  1. Basic Research (Penelitian Dasar), Mempunyai alasan intelektual, dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan;
  2. Applied Reseach (Penelitian Terapan), Mempunyai alasan praktis, keinginan untuk mengetahui; bertujuan agar dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, efektif, efisien.
Berdasarkan Bidang yang diteliti:
  1. Penelitian Sosial, secara khusus meneliti bidang sosial: ekonomi, pendidikan, hukum, dsb.
  2. Penelitian Eksakta, secara khusus meneliti bidang eksakta: Kimia, Fisika, Teknik, dsb.
Berdasarkan Tempat Penelitian :
  1. Field Research (Penelitian Lapangan), langsung di lapangan;
  2. Library Research (Penelitian Kepustakaan), dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan) dari penelitian sebelumnya;
  3. Laboratory Research (Penelitian Laboratorium), dilaksanakan pada tempat tertentu / lab, biasanya bersifat eksperimen atau percobaan;
Berdasarkan Teknik yang digunakan :
  1. Survey Research (Penelitian Survei), tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.
  2. Experimen Research (Penelitian Percobaan), dilakukan perubahan (ada perlakuan khusus) terhadap variabel yang diteliti.
Berdasarkan Keilmiahan :
Penelitian IlmiahMenggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran,
menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan
pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggirendahnya
  1. mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti:
  2. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;

Sikap Ilmiah

1. lugas dan tidak emosional
mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
2. Logis
disusun berdasarkan urutan yang konsisten
3. Efektif
satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
4. efisien
hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
5. ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

 

Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah 
http://fdkm.blogspot.com/2012/10/brpikir-ilmiah.html 
http://id-ilmu.blogspot.com/2013/02/unsur-metode-ilmiah.html 
http://campusti.blogspot.com/2013/12/jenis-jenis-metode-ilmiah.html 
http://aliyanuzul.wordpress.com/ipa-1/metode-ilmiah-dan-benda-benda-alam/inti/sifat-metode-ilmiah/
 

Teori Yang Berhubungan Dengan Penalaran

Pengertian Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan (natijah) yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan 'berpikir', dan bukan hanya dengan 'perasaan' saja. Tidak semua kegiatan berpikir harus menyandarkan diri pada penalaran. Tidak semua kegiatan berpikir harus bersifat logis dan analitis. Penalaran juga merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menentukan kebenaran.
Metode Penalaran

Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. 
Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
∴ Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh:  Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat - syarat dalam menalar dapat dipenuhi.Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan - aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

 
Daftar Pustaka
http://komunitasfilsafat.blogspot.com/2011/03/apa-itu-penalaran.html 
http://baddaysp.blogspot.com/2013/04/bagaimana-penalaran-digunakan-dalam.html 
http://akhmadfaizal91.blogspot.com/2012/03/apa-itu-penalaran.html 

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran  
http://raitosun.blogspot.com/2013/04/penalaran.html

Konsep Penalaran Ilmiah Dan Kaitannya Dengan Penulisan Ilmiah

Pengertian Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan (natijah) yang berupa pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan 'berpikir', dan bukan hanya dengan 'perasaan' saja. Tidak semua kegiatan berpikir harus menyandarkan diri pada penalaran. Tidak semua kegiatan berpikir harus bersifat logis dan analitis. Penalaran juga merupakan suatu kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam menentukan kebenaran.

Metode Penalaran

Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. 
Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.

Jika dipanaskan, tembaga memuai.

Jika dipanaskan, emas memuai.

Jika dipanaskan, platina memuai.

∴ Jika dipanaskan, logam memuai.

Jika ada udara, manusia akan hidup.

Jika ada udara, hewan akan hidup.

Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.


Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: 
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah . Penalaran yang dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi , sentimen pribadi , atau sentimen kelompok . Oleh karena itu , dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir atau penalaran induktif dan deduktif , sama sekali tidak dapat ditinggalkan .

Daftar Pustaka
http://komunitasfilsafat.blogspot.com/2011/03/apa-itu-penalaran.html 
http://baddaysp.blogspot.com/2013/04/bagaimana-penalaran-digunakan-dalam.html 
http://akhmadfaizal91.blogspot.com/2012/03/apa-itu-penalaran.html 
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran 
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/09/penalaran/ 
 
 

Pemakaian Metode Ilmiah Dalam Menjawab Pertanyaan - Pertanyaan Ilmiah



Metode ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Metode Ilmiah menggabungkan cara penalaran deduksi dan induksi :
1. Deduksi adalah membuat argumen baru secara bertahap yang disusun secara sistematis berdasarkan pengetahuan yang telah ada. Alatnya adalah Matematika.
2. Induksi adalah membuat argumen baru berdasarkan kebenaran korespondensi dari apa yang telah diketahui sebelumnya. Alatnya adalah Probabilitas.
Langkah-langkah metode ilmiah
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
3. Perumusan hipotesis
4. Pengujian hipotesis
5. Penarikan kesimpulan

Syarat Pertanyaan Penelitian
Pada hakikatnya pertanyaan penelitian dirumuskan dengan melihat kesenjangan yang terjadi antara:
1. Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi (descriptive)
2. Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is available)
3. Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is achieved)
Pertanyaan penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah yang sering disebut sebagai fenomena atau gejala tertentu. Tetapi tidak semua masalah bisa diajukan sebagai masalah penelitian. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar bisa diangkat sebagai masalah penelitian.

Pemakaian Metode Ilmiah untuk Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Ilmiah

Pertanyaan-pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang didasari oleh ilmu pengetahuan, maka dari itu untuk menjawab pertanyaan tersebut kita juga membutuhkan jawaban yang ilmiah, untuk itu metode ilmiah diperlukan.

Contoh pertanyaan ilmiah :
Adakan pengaruh perbedaan pemberian jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman cabe ?
Jika muncul pertanyaan seperti diatas, maka kita butuh metode ilmiah untuk menjawabnya. Kita tidak bisa asal menjawab “Ada Perbedaan” atau “Tidak ada perbedaan” tanpa melakukan pengamatan terlebih dahulu. Inilah fungsi metode ilmiah, agar jawaban yang muncul untuk pertanyaan ilmiah dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya serta dapat dijadikan ilmu pengetahuan yang baru.