Sunday, October 27, 2013

Definisi Kalimat Efektif, Ciri, & Contoh Kalimat Efektif

DEFINISI KALIMAT EFEKTIF

Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa:
1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)

2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3.Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

CIRI & CONTOH KALIMAT EFEKTIF

1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA

· Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
· Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. · Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu
ide pokok.
· Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam
beberapa ide penjelas.

BEBERAPA CIRI KESEPADANAN · Mempunyai struktur jelas.
· Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
· Tidak terdapat subjek ganda.
· Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan
· Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya
tidak jelas.
· Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat Mestinya
· Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
· Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.

2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
· Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur
yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat.
· Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
· Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.
2. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara wajar

3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
· Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
· Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan
di awal kalimat.
· Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas
· Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
Ø Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
Ø Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
Ø Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
Ø Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
Ø Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
Ø Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah

4. KEHEMATAN KATA
o Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
o Menghilangkan pengulangan subyek o Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
o Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak

1. Contoh Menghilangkan pengulangan subyek
o Karena ia tak diundang, dia tidak dating ke tempat itu. Mestinya menggilangkan kata ia
1. Contoh Menghindarkan pemakaian superordinate pada hiponimi kata
o Mira adalah gadis yang memakai bajuwarna merah Mestinya menggilangkan kata warna
1. Contoh Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Jangan naik ke atas karena licin. Mestinya menggilangkan kata ke atas Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
o Ia mengambil semua jeruk- jeruk yang masih ada dimeja.

5.KESATUAN GAGASAN o Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
o Contoh:
o Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru.

6.KELOGISAN
o Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
o Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
o Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
o Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.
 
Sumber : http://boltx.heck.in/pengertian-ciri-ciri-kalimat-efektif-ser.xhtml

Monday, October 21, 2013

Kata-Kata dari Wawancara Vicky Prasetyo dan Zaskia

Kapanlagi.com - Mantan tunangan Zaskia Shinta, Hendriyanto alias Vicky Prasetyo memiliki gaya bahasa yang ngawur dengan tata bahasa yang acak-acakan. Hal itu terekam kamera dalam wawancara di Hotel Kempinski Jakarta Pusat, Minggu (1/9) malam, di acara pertunangan Zaskia Shinta.
Setelah kedok Vicky yang kerap merayu penyanyi dangdut terungkap, dan kini pria itu harus mendekam di penjara karena diciduk kejaksaan, nama Vicky kembali mencuat karena gaya bicaranya.
Vicky yang kerap menggunakan kata-kata sok 'intelek', malah menciptakan kata-kata yang terdengar lucu. Yuk intip sebagian kata-kata aneh yang diciptakannya:
1. Twenty Nine My Age
KapanLagi.com - Vicky cenderung menyisipkan kata dalam bahasa Inggris dan mengucapkannya dengan penuh percaya diri. Mungkin karena hal itu, salah satunya Zaskia Shinta sempat terpesona. Namun jika ditilik, baik pengucapan maupun grammar yang digunakannya salah kaprah.
Berikut transkrip percakapan Vicky dalam wawancara tersebut:
Di usiaku saat ini, ya twenty nine my age, tapi aku masih merindukan apresiasi, karena basically aku seneng music walau kontroversi hatiku lebih menunjukkan konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya.
Ya kita belajar pada harmonisisasi pada hal yang terkecil sampai yang terbesar. Aku pikir kita nggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan mengkudeta apa yang menjadi keinginan.
Dengan hubungan ini bukanna untuk mempertakut bukan mempersuram statutisasi kemakmuran keluarga dia tapi menjadi confident. Kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita lebih baik dan aku sangat bangga.
2. Merindukan Apresiasi
KapanLagi.com - Vicky kerap menggandeng dua kata yang tidak ada hubungannya sama sekali. Merindukan apresiasi merupakan dua kata yang sangat jarang digabung. Tampaknya pria ini memang sedikit "gila"apresiasi.
3. Kontroversi Hati
KapanLagi.com - Kata unik lain yang diciptakan Vicky, kontroversi hati. Sosok Vicky yang kontroversial tampaknya kerap menggunakan kata-kata hati untuk menjerat wanita yang diinginkannya. Dengan bersikap seolah yang dilakukannya dari hati, Vicky tentu mudah mendekati para penyanyi dangdut yang menjadi korbannya.
4. Konspirasi Kemakmuran
KapanLagi.com - Konspirasi adalah hal rumit yang memerlukan persekongkolan banyak pihak. Dengan menggunakan kata ini, Vicky seolah merupakan orang yang cerdas dan berada dalam lingkaran konspirasi. Namun kata kemakmuran yang mencuat setelahnya sungguh tidak terduga. Apakah pria tersebut memang kerap memberikan janji palsu berupa kemakmuran?
5. Harmonisisasi
KapanLagi.com - Fakta unik tentang kata-kata Vicky lainnya adalah, ia seolah tidak peduli jika yang dikatakannya salah. Kata Harmonisasi yang berasal dari suku kata harmonis mendapat sisipan 'is' dalam ucapan Vicky. Entah bagaimana pria ini kerap berkomunikasi dengan kata-kata yang salah namun tetap dipercaya. Yang menjadi pertanyaan, apakah lawan bicaranya tidak menyadari semua kesalahan yang ia buat?
6. Mengkudeta Keinginan
KapanLagi.com - Karakter seseorang bisa dikenali dari gaya bahasa yang digunakannya. Vicky yang kerap menggunakan kata-kata muluk dan terlalu meninggikan diri, seharusnya bisa dengan mudah dikenali kesalahan yang ia lakukan.
KapanLagi.com - Vicky menggunakan kata-kata ini seolah tidak ingin mempersuram masa depan Zaskia Shinta. Namun apa jadinya jika kata-kata seperti ini hanya sekedar janji palsu?
7. Mempersuram Statutisasi
KapanLagi.com - Vicky menggunakan kata-kata ini seolah tidak ingin mempersuram masa depan Zaskia Shinta. Namun apa jadinya jika kata-kata seperti ini hanya sekedar janji palsu?
8. Mensiasati Kecerdasan
KapanLagi.com - Dengan kemampuan bahasa yang terbatas, harus diakui Vicky memiliki kecerdasan tersendiri untuk menipu korbannya. Tampaknya ini karena kemampuannya bersiasat dan mempengaruhi korban yang mudah untuknya. Namun ada pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga.
9. Labil Ekonomi
KapanLagi.com - Dengan segala sepak terjang yang ia lakukan, Vicky seharusnya sadar ia merupakan orang yang tidak stabil dalam hal ekonomi. Karena itu ia memilih merayu wanita dan menjanjikan kemewahan, padahal yang terjadi bisa saja sebaliknya.
10. Inpest
KapanLagi.com - Selain video wawancara saat lamaran dengan Zaskia Shinta. Vicky pernah mencalonkan diri menjadi kepala desa meski juga berakhir dengan kegagalan karena janji palsu. Dalam video kampanye yang dilakukannya, terlihat bagaimana Vicky memaksakan susunan tata bahasa Indonesia, dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris.
Kontroversi hati
Arti kata "kontroversi" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah "perdebatan" atau "persengketaan" atau "pertentangan". Namun, kata ini biasanya muncul pada sebuah kejadian yang memang besar, misalnya hal-hal sensitif terkait suku, ras, dan agama; atau hukum yang memang menimbulkan perdebatan antara satu pihak dengan pihak lain.
Oleh karena itu, penggunaannya jadi berlebihan jika "hanya" dikaitkan pada persoalan isi hati, walaupun dunia sastra tidak asing dengan kata-kata "pertentangan batin". Namun, tidak menggunakan kata "kontroversi".
"Kontroversi" pun punya sifat khusus. Yang namanya perdebatan biasanya melibatkan dua hal, walaupun itu seseorang dengan dirinya sendiri. Oleh karenanya, kata itu biasanya hadir tanpa diikuti dengan kata lain. Misalnya, "Keputusan itu pun akhirnya menimbulkan kontroversi", atau "Kontroversi mengenai peraturan itu ternyata belum tuntas", atau "Aborsi masih menimbulkan kontroversi, antara yang setuju dan yang tidak".
Tidak ada kata benda atau nomina yang langsung menempel di belakangnya kan, seperti halnya "kontroversi hati"?
Jadi, setidaknya ada dua alasan mengapa ada rasa yang janggal dengan kata-kata itu. Pertama, kata itu digunakan untuk membicarakan hal apa, dan apakah jadinya berlebihan? Kedua, adanya kebiasaan bahwa kata "kontroversi" tidak langsung diikuti kata lain, kata benda atau nomina.
Konspirasi kemakmuran
Lagi-lagi kata yang digunakan tidak sesuai dengan pokok persoalannya. Jika kita kembali ke KBBI, "konspirasi" berarti "persekongkolan". Kata dasar "sekongkol" berarti "orang yang turut serta berkomplot melakukan kejahatan".
Makanya, jangan heran kalau di sinetron ada potongan dialog yang misalnya berbunyi, "Jangan-jangan kamu bersekongkol dengan laki-laki itu". Ini karena kemungkinan memang ada kejahatan di sana.
Lalu, apakah konspirasi kemakmuran (yang berarti keadaan makmur) dalam ucapan Vicky lantas berarti ada persekongkolan dalam meraih kemakmuran?
Harmonisisasi
Kata ini muncul pada kalimat "Kita belajar harmonisisasi dari hal terkecil sampai hal terbesar..." "Harmonisisasi" tentu tidak ada. Yang ada adalah "harmonisasi" dari kata harmoni (keselarasan) yang mendapat sufiks -isasi (ada juga -asi) yang berarti proses. Jadi, untuk yang satu ini, Vicky kelebihan "-isasi".
Kita tidak boleh ego
Ego artinya aku, diri pribadi, atau rasa sadar akan diri sendiri. Yang tepat adalah "Kita tidak boleh egois", atau berarti kita tidak boleh (menjadi) orang yang selalu mementingkan diri sendiri.
Mengkudeta 
Mengkudeta (mengudeta) yang menjadi keinginan
Ini kembali lagi bicara soal di mana kata itu sepatutnya digunakan. Soalnya, "kudeta" berarti "perebutan kekuasaan (pemerintahan) dengan paksa" seperti ketika sebuah negara meminta presidennya mundur dari kekuasaan. Artinya tidak bisa diganti karena meminjam dari kata bahasa Perancis (coup d'État) yang bermakna sama.
"Twenty nine my age ya"
Hal ini rupanya juga kerap muncul di sejumlah forum guru bahasa Inggris. Pengguna forum merasa ada yang aneh ketika anak didiknya menggunakan kata "age" pada pertanyaan "Berapa umurmu". Misalnya, "My age is 29".
Kenapa janggal? Ini tak lain karena keberadaan "age" dan angka usia dalam kalimat bahasa Inggris akan menjadikannya berlebihan. Penyebutan "twenty nine my age ya" memang berbahasa Inggris, tetapi menggunakan struktur bahasa Indonesia (dua puluh sembilan, umur saya). Sementara itu, dalam bahasa Inggris, penyebutannya hanya "I'm 29", tidak pakai "age".


Mempertakut

Nah kali ini ternyata Vicky tidak salah, walau kata tersebut terdengar tidak enak dan kemungkinan besar tidak lazim. Kok bisa? KBBI memasukkan kata "mempertakut" dalam pengimbuhan yang berarti "menimbulkan rasa takut pada..." atau "menakuti", atau "menjadikan lebih takut".
Statusisasi
Kalau yang ini lagi-lagi urusan -isasi (proses). Kata "status" berarti "keadaan atau kedudukan (orang, badan, dan sebagainya) dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya". Oleh karena itu, jika Vicky mengatakan "mempertakut statusisasi keluarga dia," maka itu tidak perlu pakai -isasi segala karena statusnya tidak butuh proses.
Labil ekonomi
Dengan sekian usaha menyematkan logika dalam penyusunan kata-kata yang walau akhirnya amburadul ini, sepertinya pada "frasa" terakhir tersebut, Vicky salah ucap. Mungkin maksudnya "stabil".
Yang jelas, "labil" berarti "goyah" dan dengan demikian akan sulit dimaknai jika disandingkan dengan kata "ekonomi" menjadi "goyah ekonomi".
Sutan Takdir Alisjahbana, salah satu ahli bahasa Indonesia, menyebutkan bahwa kata-kata dalam bahasa Indonesia lazimnya menggunakan hukum diterangkan-menerangkan (DM). Misalnya, "status ekonomi", yang dalam hal ini kata "status" sebagai yang diterangkan (D), dan kata "ekonomi" adalah yang menerangkan (M).
Contoh lainnya adalah "rumah baru", "muka bulat", dan sebagainya yang tidak mungkin menjadi MD sehingga berbunyi "baru rumah" atau "bulat muka". Oleh karenanya, "labil ekonomi" tidak menggunakan hukum kata-kata DM dalam bahasa Indonesia, kecuali jika dibalik menjadi "ekonomi labil" (ekonomi goyah).
Sumber : - http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/10-kosataka-ajaib-vicky-mantan-tunangan-                   zaskia-shinta-4c125c.html
              - TRIBUNJOGJA.COM

Monday, October 14, 2013

EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan Tanda Baca

Lari, dari Hukuman Menjadi Gaya Hidup

PERNAH suatu masa, guru sekolah menjadikan lari keliling lapangan sebagai bentuk hukuman untuk murid yang tidak disiplin. Kini, lari cenderung menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.

Lihat saja di lingkungan Senayan, kawasan car free day dan taman terbuka di Jakarta, atau lokasi rekreasi seperti Ancol. Bahkan di permukiman penduduk, masyarakat terlihat memilih olahraga lari setiap Sabtu dan Minggu pagi. Pada beberapa tempat, lari di malam hari juga kerap terlihat. 

Di tempat-tempat kebugaran, masyarakat melakukan aktivitas fisik berlari menggunakan alat olahraga treadmill.
Mengapa lari cenderung berkembang menjadi gaya hidup masyarakat?

Psikolog Retno Prasetyo Ningrum, M.Psi,Psi mengatakan, perubahan pandangan di masyarakat tentu saja mengikuti perubahan zaman. Menurut dia, di antara penyebabnya, saat ini banyak berkembang penyakit degeneratif yang dipengaruhi gaya hidup kurang sehat, seperti kebiasaan makan junk food, kurang aktivitas, dan stres tinggi.

"Lari dianggap sebagai olahraga murah meriah yang dpromosikan untuk perubahan gaya hidup sehat," jelas Retno.
Sementara dulu, pernah pada suatu masa guru sekolah menjadikan lari sebagai bentuk hukuman pada siswa. Harapannya agar siswa menjadi jera dan tidak mengulang perilakunya.

Sebenarnya, lanjut alumnus Magister Profesi Psikologi bidang Psikologi Klinis Universitas Gadjah Mada ini, kalau dilihat lebih jauh pola hukuman lari itu menyehatkan. Bahkan sekarang lari sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
Hanya saja, lari keliling lapangan bisa menyebabkan kelelahan, sehingga mengurangi konsentrasi belajar siswa. Penerapan hukuman lari di sekolah bisa ditanggapi murid secara beragam.

"Apabila lari digunakan sebagai hukuman, maka lari bisa menjadi sebuah momen tidak menyenangkan. Akibatnya, kelak ia tidak akan menjadikan lari sebagai bagian dari gaya hidup," kata wanita yang berpengalaman sebagai asisten peneliti dosen di Fakultas Psikologi UGM.

Sebaliknya, bila lari sudah menjadi kebiasaan bagi orang tersebut, maka lari menjadi tidak efektif digunakan sebagai hukuman.
Menurut Retno, jika memang siswa melakukan kesalahan, hukuman masih bisa diterapkan untuk perubahan perilaku. Hanya saja, bentuk hukuman harus disesuaikan dengan kesalahan siswa.

Tapi seiring perjalanan waktu, lari sudah menjadi gaya hidup, karena para eksekutif maupun profesional muda punya kegiatan rutin bagi aktivitas olahraga satu itu. Bahkan komunitasnya pun berhamburan. Mulai dari Indo Runner, Berlari Untuk Berbagi, hingga Garuda Finisher yang diinisiasi oleh Mayor Inf. Agus Harimurti Yudhoyono, putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Kalau begitu, lari itu hukuman atau gaya hidup?

Perbaikkan kata yang menurut saya benar:
"masa" menjadi saat.
"lingkungan senayan" menjadi lingkungan di sekitar senayan.
"kerap" menjadi sering.
"kebiasaan makan" menjadi kebiasaan memakan.
"dpromosikan" menjadi dipromosikan.
"bisa" menjadi dapat.
"olahraga satu ini" menjadi olahraga yang satu ini.

http://id.olahraga.yahoo.com/news/lari-dari-hukuman-menjadi-gaya-hidup-233521859.html

Monday, October 7, 2013

Pentingnya Berbahasa Yang Baik dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi

Pentingnya Menggunakan Bahasa Yang Baik dan Benar Dalam Dunia Sistem Informasi.
Bahasa sebagai Alat Komunikasi. Komunikasi adalah tahapan lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi pun tidak akan sempurna jika orang yang menangkap komunikasi kita tidak mengerti apa yang kita sampaikan. Maka dari itu Menggunakan bahasa yang baik sangat penting Karena dari tata cara bahasa seseorang kita dapat menilai kecerdasan orang tersebut.

 Apabila bahasa yang digunakan baik dan benar maka bagi pendengar  tentunya lebih mudah dipahami. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita.

 Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Karena fungsi bahasa adalah untuk menyampaikan informasi ke pada orang lain agar orang yang kita beri informasi tersebut mengerti dan paham.

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan

Kemudian  dalam era tahun ini yang semakin lama teknologi semakin canggih sangat di butuhkan untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam dunia sistem infromasi agar tidak  terjadi kesalahan dalam menerima sebuah informasi.

KESALAHAN-KESALAHAN BAHASA
Kerancuan (Kontaminasi)
Kontaminasi ialah pencampuran dengan tidak sengaja. Pencampuran ini sudah tentu tidak dapat dibenarkan karena membuat kalimat menjadi kacau (rancu). Contoh:
1. “untuk sementara waktu” mestinya “untuk sementara” atau “untuk beberapa waktu” .
2. “sementara orang” mestinya “beberapa orang”
3. “selain daripada itu” mestinya “selain itu” atau “lain daripada itu”;
4. “dan lain sebagainya” mestinya “dan lain-lain” atau “dan sebagainya”;
5. “berhubung karena” mestinya “berhubung dengan” atau “karena”;
6. “demi untuk” mestinya “demi” saja atau “untuk” saja;

SUMBER : 
http://fendipandu.blogspot.com/2013/10/ragam-bahasa-dan-pentingnya-berbahasa_3.html